Sekilas Informasi Dunia Qu

Senin, 11 Maret 2013

Pekanbaru Bisa Jadi Pusat Medis Berkelas

Banyaknya pasien dari Pekanbaru khususnya dan Riau umumnya berobat ke luar negeri memang jadi pertanyaan. Padahal sejumlah rumah sakit modern tumbuh di kota ini.

Apa yang jadi penyebabnya? Berikut petikan wawancara Riau Pos dengan Ketua Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI)  dr Khairul Nasir SpoG yang baru terpilih akhir Desember lalu.

Mengapa pasien kita banyak berobat ke luar negeri khususnya ke negeri jiran?
Pertama, mereka gencar promosi di sini dan kita welcome saja. Sedangkan jika kita promosi di sana tidak mudah karena regulasi mereka membatasi kita.

Kedua, pemerintah mereka mendukung penuh bisnis kesehatan. Ketiga, budaya melayani sudah tumbuh dengan baik di semua lini sehingga pasien merasa nyaman. Begitu pasien datang dijemput ke pelabuhan atau ke airport dilayani, cari penginapan diurus dengan cepat, sehingga pasien nyaman. Padahal obatnya sama juga dengan kita di sini.

Apa pemerintah kita tidak mendukung bisnis kesehatan?
Pemerintah kita tetap mendukung juga. Cuma bedanya dengan Malaysia di sana bila mereka impor alat-alat kesehatan canggih dari Jepang, Jerman, USA tidak dikenakan pajak sehingga cost-nya lebih rendah.

Di kita mengimpor alat kesehatan itu sama pajaknya dengan mengimpor mobil mewah built up yang pajaknya miliaran rupiah. Otomatis cost kesehatan kita jadi mahal karena alat yang dibeli itu juga mahal. Ke depan kita berharap pajak impor alat kesehatan ini dinolkan saja agar RS kita dapat terus tumbuh dan berkembang.

Dengan kondisi ini apa RS kita dapat maju dan bersaing dengan RS luar?
O..tentu. Kita optimis. Pekanbaru bisa jadi pusat medis berkelas seperti layaknya di luar negeri sana. Karena bagaimanapun sumber daya manusia (dokter-dokter) kita berkualitas. Kalau soal kemampuan silakan diadu dengan dokter luar, kita tidak ragu.  

Sewaktu saya mengikuti pendidikan kedokteran, banyak saya temukan fakta mahasiwa kedokteran kita lebih cerdas-cerdas dari mereka kok.

Bahkan sejumlah kasus yang tak tertangani di RS luar itu berhasil kita selesaikan di sini. Yang perlu kita benahi ke depan adalah sisi marketing (strategi pemasaran), packaging (kemasan) dan service (pelayanan).


Tapi RS kita kesannya ekslusif dan mahal?
Selama ini ya. Namun itu yang coba kita hapus lewat tindakan nyata. Di tempat saya RS Syafira silakan cek. Konsepnya pelayanan kesehatan dengan kenyamanan dengan harga terjangkau. Banyak pasien umum datang ke kami karena itu tadi, harga terjangkau.  

Konsep RS Syafira adalah apa yang diperlukan masyarakat bukan apa yang diperlukan oleh pemilik. Keperluan masyarakat itu sederahana saja, ingin sehat dan nyaman.

Pelayanan bagaimana enak dia di sini apa yang diperlukannya ada. Perawatnya senyum ramah, tulus, senang menyapa pasien. Pasien merasa dihargai. Itu yang penting.

Apa visi Anda setelah terpilih jadi Ketua POGI Pekanbaru?
Menjadi ketua perhimpunan dokter ahli kandungan ini adalah amanah dari rekan-rekan. Kita akan berupaya memfasilitasi dokter-dokter kita untuk terus meningkatkan jenjang pendidikannya ke depan.

Visi Anda selaku pemilik RS Syafira?
Visi ke depan, pelayanan satu pintu. Kita sudah membebaskan lahan di sekitar sini dan membangun gedung sembilan lantai. Kita akan terus tambah peralatan baru dan canggih yang berguna bagi peningkatan pengetahuan dan kemampuan tim dokter serta kesembuhan pasien.

Jadi untuk mencari pelayanan berkualitas tidak harus jauh-jauh ke luar negeri sana. Di sini di negeri kita ada, lengkap, ramah dan harga terjangkau.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar