Banyaknya pasien dari Pekanbaru khususnya dan Riau umumnya berobat ke
luar negeri memang jadi pertanyaan. Padahal sejumlah rumah sakit modern
tumbuh di kota ini.
Apa yang jadi penyebabnya? Berikut petikan
wawancara Riau Pos dengan Ketua Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi
Indonesia (POGI) dr Khairul Nasir SpoG yang baru terpilih akhir
Desember lalu.
Mengapa pasien kita banyak berobat ke luar negeri khususnya ke negeri jiran?
Pertama,
mereka gencar promosi di sini dan kita welcome saja. Sedangkan jika
kita promosi di sana tidak mudah karena regulasi mereka membatasi kita.
Kedua,
pemerintah mereka mendukung penuh bisnis kesehatan. Ketiga, budaya
melayani sudah tumbuh dengan baik di semua lini sehingga pasien merasa
nyaman. Begitu pasien datang dijemput ke pelabuhan atau ke airport
dilayani, cari penginapan diurus dengan cepat, sehingga pasien nyaman.
Padahal obatnya sama juga dengan kita di sini.
Apa pemerintah kita tidak mendukung bisnis kesehatan?
Pemerintah
kita tetap mendukung juga. Cuma bedanya dengan Malaysia di sana bila
mereka impor alat-alat kesehatan canggih dari Jepang, Jerman, USA tidak
dikenakan pajak sehingga cost-nya lebih rendah.
Di kita
mengimpor alat kesehatan itu sama pajaknya dengan mengimpor mobil mewah
built up yang pajaknya miliaran rupiah. Otomatis cost kesehatan kita
jadi mahal karena alat yang dibeli itu juga mahal. Ke depan kita
berharap pajak impor alat kesehatan ini dinolkan saja agar RS kita dapat
terus tumbuh dan berkembang.
Dengan kondisi ini apa RS kita dapat maju dan bersaing dengan RS luar?
O..tentu.
Kita optimis. Pekanbaru bisa jadi pusat medis berkelas seperti layaknya
di luar negeri sana. Karena bagaimanapun sumber daya manusia
(dokter-dokter) kita berkualitas. Kalau soal kemampuan silakan diadu
dengan dokter luar, kita tidak ragu.
Sewaktu saya mengikuti
pendidikan kedokteran, banyak saya temukan fakta mahasiwa kedokteran
kita lebih cerdas-cerdas dari mereka kok.
Bahkan sejumlah kasus
yang tak tertangani di RS luar itu berhasil kita selesaikan di sini.
Yang perlu kita benahi ke depan adalah sisi marketing (strategi
pemasaran), packaging (kemasan) dan service (pelayanan).
Tapi RS kita kesannya ekslusif dan mahal?
Selama
ini ya. Namun itu yang coba kita hapus lewat tindakan nyata. Di tempat
saya RS Syafira silakan cek. Konsepnya pelayanan kesehatan dengan
kenyamanan dengan harga terjangkau. Banyak pasien umum datang ke kami
karena itu tadi, harga terjangkau.
Konsep RS Syafira adalah
apa yang diperlukan masyarakat bukan apa yang diperlukan oleh pemilik.
Keperluan masyarakat itu sederahana saja, ingin sehat dan nyaman.
Pelayanan
bagaimana enak dia di sini apa yang diperlukannya ada. Perawatnya
senyum ramah, tulus, senang menyapa pasien. Pasien merasa dihargai. Itu
yang penting.
Apa visi Anda setelah terpilih jadi Ketua POGI Pekanbaru?
Menjadi
ketua perhimpunan dokter ahli kandungan ini adalah amanah dari
rekan-rekan. Kita akan berupaya memfasilitasi dokter-dokter kita untuk
terus meningkatkan jenjang pendidikannya ke depan.
Visi Anda selaku pemilik RS Syafira?
Visi
ke depan, pelayanan satu pintu. Kita sudah membebaskan lahan di sekitar
sini dan membangun gedung sembilan lantai. Kita akan terus tambah
peralatan baru dan canggih yang berguna bagi peningkatan pengetahuan dan
kemampuan tim dokter serta kesembuhan pasien.
Jadi untuk
mencari pelayanan berkualitas tidak harus jauh-jauh ke luar negeri sana.
Di sini di negeri kita ada, lengkap, ramah dan harga terjangkau.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar